Salah satu amalan yang harus
diamalkan umat Islam adalah menjauhi sifat iri hati, dengki dan hasad. Menjauhi
sifat-sifat yang bagaikan virus itu, merupakan bagian dari sikap yang harus
dilakukan umat Islam. Sebab hal itu bukan saja merugikan bagi yang menjadi
sasaran dengki dan hasad, tetapi juga merugikan diri orang itu sendiri.
Ada kisah tentang
tingkah laku seorang sahabat sahabat yang oleh Nabi Muhammad saw dijamin bakal
menjadi penghuni surga yang kekal. Kisahnya demikian.
Rasulullah pada suatu ketika duduk
bersama sahabat. Saat itu lewatlah sahabat lain. Sahabat itu tidak menonjol,
biasa saja,. Tetapi kepada para sahabat yang lain, Nabi berkata tentang sahabat
yang satu ini. “Dia adalah seorang lelaki calon penghuni surga,” kata beliau
sambil menunjuk lelaki itu.
Mendengar itu, Abdullah bin Umar menjadi penasaran. Ia
berupaya mengetahui rahasia kehidupan orang yang dipastikan oleh Nabi sebagai
penghuni surga itu. “Apa amalan lelaki Anshar ini, dan apa pula kelebihannhya,”
kata Abdulah dalam hati.
Untuk menyelidiki orang tersebut, Abdullah bin Umar pun
meminta diperbolehkan tinggal selama beberapa hari di rumah sahabat yang
dikatakan Nabi calon penghuni surga itu. “Jika tidak keberatan, aku ingin
tinggal bersamamu untuk beberapa hari saja,” katanya. “Ada apa dengan kamu?”
“Aku baru saja bertengkar dengan ayahku. Dan aku bersumpah
tidak ingin bertemu dengannya selam tiga hari ini,” kata Abdullah berbohong.
“Boleh, silahkan kapan saja dan berapa lama pun bisa,” kata sahabat itu dengan
ramah.
Selama tiga hari itu, diamatinya tingkah laku dan tindak
tanduk sahabat itu dalam kehidupan sehari-harinya. Namun, setelah beberapa hari
tinggal beberapa hari di rumah sahabat itu, Abdullah tidak menyaksikan
kelebihan amalan atas sahabat itu. Ia menyaksikan kehidupan bakal penghuni
surga itu biasa-biasa saja, amalan shalatnya pun biasa-biasa saja.
Saat hendak pamit, Abdullah terpaksa “membuka kartu” dan
bertanya kepada tuan rumah bakal penghuni surga itu. “Saudaraku, sebenarnya aku
tidak apa-apa dengan ayahku,” kata Abdullah. “Lalu ada apa kau tidur di
rumahku?” tanya lelaki Anshar itu. “Beberapa hari yang lalu, ketika kami sedang
berkumpul dengan Nabi di masjid, beliau mengatakan bahwa sebentar lagi akan ada
orang Anshar calon penghuni surga masuk ke masjid itu. Dan laki-laki Anshar
yang disebut-sebut Rasulullah itu adalah kamu.”
“Ah, benarkah begitu?” kata lelaki Anshar itu merendahkan
diri. “Benar, Nabi berkata begitu. Cuma kini kami ingin tahu, apa sebenarnya
amalan tuan sehingga Rasulullah memastikan tuan akan masuk surga?” tanya
Abdullah.
“Oh, jadi selama ini kamu menyelidiki aku ya?”
“Ya,” katanya terus terang.
“Tak ada amalan khusus yang aku amalkan. Beginililah
kehidupan saya sehari-hari sebagaimana yang anda saksikan sendiri beberapa hari
di sini.” Kata sahabat Anshar itu. Mendengar jawaban itu, Abdullah semakin
penasaran. “Tetapi masih ada sesuatu yang anda rahasiakan kepadaku.”
Pada akhirnya orang bakal penghuni surga itu juga ikut
”membuka kartu” dan mengungkapkan apa adanya. “Sesungguhnya yang aku amalkan
dari ajaran Nabi adalah biasa saja. Aku berusaha sekuat tenaga tidak akan
melakukan perbuatan yang merugikan sesama kaum Muslimin. Aku berusaha selalu
berusaha membersihkan hatiku dengan tidak pernah memiliki sifat iri hati serta
menaruh rasa dengki dan hasad kepada orang lain sepanjang hidupku. Apalagi
hasad terhadap kenikmatan yang diterima orang lain.
“Hanya itu?” tanya Abdullah. “Ya,” jawabnya.
Mendengar pengakuan jujur lelaki itu, Abdullah bin Umar
semakin takjub mendengarnya. Secara lahiriah, amalan lelaki Anshar itu tak
terlalu istimewa. Tetai secara rohaniah, amalan itu sungguh luar biasa.
Bukankah memang banyak orang yang mampu menunaikan shalat tetapi tak mampu
menjaga hatinya dari rasairi, dengki, hasad dan prasangka buruk kepada orang
lain.
“Subhanallah, rupanya inilah amalan utama yang telah
menjadikan dirimu mendapat kemuliaan di surga,” kata Abdullah di dalam hati
sambil berpamitan meninggalkan rumah lelaki itu.
Begitulah rahasia yang ditemukan Abdullah bin Umar pada
sahabat itu, sehingga ia mendapat jaminan Rasulullah akan menjadi penghuni
surga. Kuncinya tidak iri hati, hasad, dan dengki kepada orang lain.
Amalan shalat sebanyak apapun tidak akan berguna jika di
dalam hati orang itu masih terdapat sifat dengki dan iri hati. Orang yang terpuji
di sisi Allah adalah orang yang menjalankan shalat dengan ikhlas dan menjauhi
sifat dengki dan hasad seperti sahabat itu.
Website : zieziezhafira.blogspot.com
Source : kanganwar.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar