Rabu, 26 September 2012

Internet Sehat

Internet Sehat, Dakwah Dahsyat^^

Sepertinya kita tak asing lagi dengan kata internet. Apalagi semenjak adanya situs jejaring sosial. Orang semakin ramai duduk betah di depan internet. Sebab kita tidak hanya bisa online lewat komputer, akan tetapi juga bisa online lewat hape. Jadi aktifitas nge-net sekarang bisa kita lakukan dimana saja. Bisa di rumah, dalam bus saat pergi kuliah, saat antrian jawazat, di terminal saat menunggu bis dan berbagai tempat lainnya.
Lalu apa hubungannya dakwah dengan internet. Sepertinya kita tidak perlu banyak alasan apalagi keraguan mengapa “internet untuk dakwah”. Perkembangan informasi saat ini sudah membuat manusia dipaksa mengarungi dua wilayah yang sama-sama nyata pengaruhnya, yaitu: dunia nyata dan dunia maya (internet).
Dunia maya saat ini sudah berubah menjadi wilayah yang nyata pengaruhnya. Data menyebutkan bahwa 93 persen dari kegiatan pemasaran menggunakan media sosial. Buktinya kita bisa melihat banyak iklan pemasaran produk di beranda. Di bidang pertahanan sudah tidak aneh lagi lembaga pertahanan beberapa negara yang kontroversial menyiapkan anggaran yang begitu besar untuk mengamankan data dan situsnya dari retasan para hacker di dunia maya. Pengaruhnya negatifnya juga ada, seperti kasus perceraian yang kerap terjadi karena menyalahgunakan atau disebabkan facebook. Walhasil, dunia maya tak lagi “maya” dari sisi pengaruh dan signifikannya.
Para aktifis dakwah yang senantiasa bersemangat dalam menebarkan kebaikan dimana saja dan kapan saja, tentulah tidak boleh tinggal diam. Jika selama ini mereka terbiasa masuk keluar gang-gang sempit, atau naik turun gunung pebukitan dan lembah, maka kini suka tidak suka mereka harus memasuki dunia maya, dengan segala pernak-perniknya dan konsekuensinya.
Komunitas dunia maya dan pengguna internet pada umumnya adalah objek dakwah yang signifikan dan tidak bisa dilupakan begitu saja. Ungkapan saat ini yang banyak beredar : Jika Facebook adalah sebuah negara, jumlah penggunannya akan menjadi negara ketiga terbesar di dunia dan dua kali ukuran penduduk AS. Maka bagaimana mungkin ada wilayah yang begitu besar ‘penduduknya’ lalu dibiarkan begitu saja tanpa sentuhan dan aktifitas dakwah.
Dr.Yusuf Qaradhawi mengatakan: Isi dari dakwah adalah tetap, tidak berubah, sedang media dan sarananya berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan umat manusia. Maka dalam berdakwah kita wajib membuat dan menggunakan sarana yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi”.
Setidaknya ada 3 langkah aplikatif untuk mengembangkan dakwah di internet.
Pertama: Menjadi Konsumsen yang Cerdas. Artinya kita benar-benar menggunakan internet untuk sarana belajar dan menggali ilmu sebanyak-banyaknya. Caranya dengan banyak membaca dan mengikuti update tulisan di situs-situs islami dan ceramah para ulama dan ustadz. Sekarang kita hanya tinggal menulis nama salah seorang ulama atau da’i di google, maka dengan mudah kita akan temukan tulisan atau ceramah-ceramah mereka. Tidak hanya itu kita juga bisa manfaatkan untuk belajar bahasa Arab online, dan mendownload kitab-kitab referensi.
Kedua: Menjadi Marketing dan Distributor. Caranya adalah dengan meng-copas status yang bernilai dakwah dan bermuatan inspirasi yang menggugah, banyak sekali kata-kata ulama yang bisa kita jadikan status fb kita. Tidak mengapa kita sekedar copy paste dari yang lain. Atau memberikan link-link situs islami yang bermutu sehingga bisa dibaca oleh orang lain. Selain itu juga bisa dengan memberikan informasi dan jadwal kajian.
Ketiga: Menjadi Produsen Dakwah. Caranya gampang, yaitu dengan membuat blog untuk menampilkan tulisan-tulisan yang inspiratif, apalagi facebook juga menyediakan fasilitas untuk nge-blog. Dan juga mencatat point-point penting dalam ceramah untuk dishare dalam fb atau twitter. Terus, kalau kita bisa bikin power point yang bermanfaat, ebook dan diunggah di blog atau situs sehingga para objek dakwah dengan mudah membaca atau mendownloadnya.
Semoga catatan singkat ini bermanfaat bagi kita semua. Sehingga aktifitas nge-net kita benar-benar bernilai ibadah di sisi Allah. Karena baginda Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang mencontohkan perbuatan baik dalam Islam, lalu perbuatan itu setelahnya dicontoh (orang lain), maka akan dicatat untuknya pahala seperti pahala orang yang mencontohnya tanpa dikurangi sedikitpun pahala mereka yang mencontohnya. Dan barangsiapa mencontohkan perbuatan buruk, lalu perbuatan itu dilakukan oleh orang lain, maka akan ditulis baginya dosa seperti dosa orang yang menirunya tanpa mengurangi mereka yang menirunya. (HR. Muslim dari Jarir bin Abdillah ra).
Penulis: Akhrie Robbani (al-intima.com)

Penyesalan Yang Terlambat


Penyesalan Yang Terlambat 

(Ayah... kembalikan tangan Dita !)

Bismillahir-Rahmanir-Rahim … Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan , tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang tersentak engan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya . Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…”Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah..sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.
“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?… Bagaimana Dita mau bermain nanti ?… Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, ” katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…, Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..
Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya …


Selasa, 25 September 2012

Rahasia Lelaki Penghuni Syurga




Salah satu amalan yang harus diamalkan umat Islam adalah menjauhi sifat iri hati, dengki dan hasad. Menjauhi sifat-sifat yang bagaikan virus itu, merupakan bagian dari sikap yang harus dilakukan umat Islam. Sebab hal itu bukan saja merugikan bagi yang menjadi sasaran dengki dan hasad, tetapi juga merugikan diri orang itu sendiri.

Ada kisah tentang tingkah laku seorang sahabat sahabat yang oleh Nabi Muhammad saw dijamin bakal menjadi penghuni surga yang kekal. Kisahnya demikian.

Rasulullah pada suatu ketika duduk bersama sahabat. Saat itu lewatlah sahabat lain. Sahabat itu tidak menonjol, biasa saja,. Tetapi kepada para sahabat yang lain, Nabi berkata tentang sahabat yang satu ini. “Dia adalah seorang lelaki calon penghuni surga,” kata beliau sambil menunjuk lelaki itu.

Mendengar itu, Abdullah bin Umar menjadi penasaran. Ia berupaya mengetahui rahasia kehidupan orang yang dipastikan oleh Nabi sebagai penghuni surga itu. “Apa amalan lelaki Anshar ini, dan apa pula kelebihannhya,” kata Abdulah dalam hati.

Untuk menyelidiki orang tersebut, Abdullah bin Umar pun meminta diperbolehkan tinggal selama beberapa hari di rumah sahabat yang dikatakan Nabi calon penghuni surga itu. “Jika tidak keberatan, aku ingin tinggal bersamamu untuk beberapa hari saja,” katanya. “Ada apa dengan kamu?”

“Aku baru saja bertengkar dengan ayahku. Dan aku bersumpah tidak ingin bertemu dengannya selam tiga hari ini,” kata Abdullah berbohong. “Boleh, silahkan kapan saja dan berapa lama pun bisa,” kata sahabat itu dengan ramah.

Selama tiga hari itu, diamatinya tingkah laku dan tindak tanduk sahabat itu dalam kehidupan sehari-harinya. Namun, setelah beberapa hari tinggal beberapa hari di rumah sahabat itu, Abdullah tidak menyaksikan kelebihan amalan atas sahabat itu. Ia menyaksikan kehidupan bakal penghuni surga itu biasa-biasa saja, amalan shalatnya pun biasa-biasa saja.

Saat hendak pamit, Abdullah terpaksa “membuka kartu” dan bertanya kepada tuan rumah bakal penghuni surga itu. “Saudaraku, sebenarnya aku tidak apa-apa dengan ayahku,” kata Abdullah. “Lalu ada apa kau tidur di rumahku?” tanya lelaki Anshar itu. “Beberapa hari yang lalu, ketika kami sedang berkumpul dengan Nabi di masjid, beliau mengatakan bahwa sebentar lagi akan ada orang Anshar calon penghuni surga masuk ke masjid itu. Dan laki-laki Anshar yang disebut-sebut Rasulullah itu adalah kamu.”

“Ah, benarkah begitu?” kata lelaki Anshar itu merendahkan diri. “Benar, Nabi berkata begitu. Cuma kini kami ingin tahu, apa sebenarnya amalan tuan sehingga Rasulullah memastikan tuan akan masuk surga?” tanya Abdullah.

“Oh, jadi selama ini kamu menyelidiki aku ya?”

“Ya,” katanya terus terang.

“Tak ada amalan khusus yang aku amalkan. Beginililah kehidupan saya sehari-hari sebagaimana yang anda saksikan sendiri beberapa hari di sini.” Kata sahabat Anshar itu. Mendengar jawaban itu, Abdullah semakin penasaran. “Tetapi masih ada sesuatu yang anda rahasiakan kepadaku.”

Pada akhirnya orang bakal penghuni surga itu juga ikut ”membuka kartu” dan mengungkapkan apa adanya. “Sesungguhnya yang aku amalkan dari ajaran Nabi adalah biasa saja. Aku berusaha sekuat tenaga tidak akan melakukan perbuatan yang merugikan sesama kaum Muslimin. Aku berusaha selalu berusaha membersihkan hatiku dengan tidak pernah memiliki sifat iri hati serta menaruh rasa dengki dan hasad kepada orang lain sepanjang hidupku. Apalagi hasad terhadap kenikmatan yang diterima orang lain.

“Hanya itu?” tanya Abdullah. “Ya,” jawabnya.

Mendengar pengakuan jujur lelaki itu, Abdullah bin Umar semakin takjub mendengarnya. Secara lahiriah, amalan lelaki Anshar itu tak terlalu istimewa. Tetai secara rohaniah, amalan itu sungguh luar biasa. Bukankah memang banyak orang yang mampu menunaikan shalat tetapi tak mampu menjaga hatinya dari rasairi, dengki, hasad dan prasangka buruk kepada orang lain.

“Subhanallah, rupanya inilah amalan utama yang telah menjadikan dirimu mendapat kemuliaan di surga,” kata Abdullah di dalam hati sambil berpamitan meninggalkan rumah lelaki itu.

Begitulah rahasia yang ditemukan Abdullah bin Umar pada sahabat itu, sehingga ia mendapat jaminan Rasulullah akan menjadi penghuni surga. Kuncinya tidak iri hati, hasad, dan dengki kepada orang lain.

Amalan shalat sebanyak apapun tidak akan berguna jika di dalam hati orang itu masih terdapat sifat dengki dan iri hati. Orang yang terpuji di sisi Allah adalah orang yang menjalankan shalat dengan ikhlas dan menjauhi sifat dengki dan hasad seperti sahabat itu.

Source : kanganwar.blogspot.com


Cinta Para Pejuang



Salman Al Farisi memang sudah waktunya menikah. Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya. Tentu saja bukan sebagai kekasih. Tetapi sebagai sebuah pilihan dan pilahan yang dirasa tepat. Pilihan menurut akal sehat. Dan pilahan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci.

Tapi bagaimanapun, ia merasa asing di sini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya. Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi
Madinah berbicara untuknya dalam khithbah. Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang dipersaudarakan dengannya, Abu Darda’.

”Subhanallaah. . wal hamdulillaah. .”, girang Abu Darda’ mendengarnya. Mereka tersenyum bahagia dan berpelukan. Maka setelah persiapan dirasa cukup, beriringanlah kedua shahabat itu menuju sebuah rumah di penjuru tengah kota Madinah. Rumah dari seorang wanita yang shalihah lagi bertaqwa.

”Saya adalah Abu Darda’, dan ini adalah saudara saya Salman seorang Persia. Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam, sampai-sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya. Saya datang untuk mewakili
saudara saya ini melamar putri Anda untuk dipersuntingnya.”, fasih Abud Darda’ bicara dalam logat Bani Najjar yang paling murni.

”Adalah kehormatan bagi kami”, ucap tuan rumah, ”Menerima Anda berdua, shahabat Rasulullah yang mulia. Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang shahabat Rasulullah yang utama. Akan tetapi hak jawab ini sepenuhnya saya serahkan pada puteri kami.” Tuan rumah memberi isyarat ke arah hijab yang di belakangnya sang puteri menanti dengan segala debar hati.

”Maafkan kami atas keterusterangan ini”, kata suara lembut itu. Ternyata sang ibu yang bicara mewakili puterinya. ”Tetapi karena Anda berdua yang datang, maka dengan mengharap ridha Allah saya menjawab bahwa puteri kami menolak pinangan Salman. Namun jika Abu Darda’ kemudian juga memiliki urusan yang sama, maka puteri kami telah menyiapkan jawaban mengiyakan.”

Jelas sudah. Keterusterangan yang mengejutkan, ironis, sekaligus indah. Sang puteri lebih tertarik kepada pengantar daripada pelamarnya! Itu mengejutkan dan ironis. Tapi saya juga mengatakan indah karena satu alasan; reaksi Salman. Bayangkan sebuah perasaan, di mana cinta dan persaudaraan bergejolak berebut tempat dalam hati. Bayangkan sebentuk malu yang membuncah dan bertemu dengan gelombang kesadaran; bahwa dia memang belum punya hak apapun atas orang yang dicintainya. Mari kita dengar ia bicara.

”Allahu Akbar!”, seru Salman, ”Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abu Darda’, dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!” ???

Cinta tak harus memiliki. Dan sejatinya kita memang tak pernah memiliki apapun dalam kehidupan ini. Salman mengajarkan kita untuk meraih kesadaran tinggi itu di tengah perasaan yang berkecamuk rumit; malu, kecewa, sedih, merasa salah memilih pengantar –untuk tidak mengatakan ’merasa dikhianati’-, merasa berada di tempat yang keliru, di negeri yang salah,
dan seterusnya. Ini tak mudah. Dan kita yang sering merasa memiliki orang yang kita cintai, mari belajar pada Salman. Tentang sebuah kesadaran yang kadang harus kita munculkan dalam situasi yang tak mudah.

Sergapan rasa memiliki terkadang sangat memabukkan.. Rasa memiliki seringkali membawa kelalaian. Kata orang Jawa, ”Milik nggendhong lali”. Maka menjadi seorang manusia yang hakikatnya hamba adalah belajar untuk menikmati sesuatu yang bukan milik kita, sekaligus mempertahankan kesadaran bahwa kita hanya dipinjami. Inilah sulitnya. Tak seperti seorang tukang parkir yang http://www.blogger.com/img/blank.gif hanya dititipi, kita diberi bekal oleh Allah untuk mengayakan nilai guna karuniaNya. Maka rasa memiliki kadang menjadi sulit ditepis..


[Sumber: Jalan Cinta Para Pejuang - Salim A. Fillah]

12 Golongan Yang Didoakan Malaikat




12 golongan yang termasuk didoakan oleh para Malaikat
Insya Allah berikut inilah orang-orang yang didoakan oleh para malaikat :

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci".

(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia'"

(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)

3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan"

(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang-orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf"

(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan 'Amin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu".

(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat. 
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat akan selalu bershalawat ( berdoa ) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia'"

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

7. Orang-orang yang melakukan shalat shubuh dan 'ashar secara berjama'ah.
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada
mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat'"

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia
dapatkan'"

(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda' ra., Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang-orang yang berinfak.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit'"

(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang-orang yang sedang makan sahur" Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa
"sunnah"

(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit. 

Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh"

(Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih")

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada
orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain"
(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)




Source : kanganwar.blogspot.com


Senin, 24 September 2012

Jangan lah Engkau Ceritakan Sifat Temanmu Kepada Suamimu



 Jangan sekali-kali engkau melakukannya!!.Bila engkau lupa maka mohonlah ampun kepada-Nya. Tahukah engkau saudariku, secara tidak langsung engkau telah menjerumuskan suamimu kepada zina hati karena itulah islam sangat keras melarangnya.
 Yang sangat disayangkan banyak tidak disadari oleh saudari-saudari kita yang telah bersuami melupakan hal ini atau mungkin banyak diantara mereka yang tidak tahu tentang larangan ini.
 Mungkin sebenarnya engkau tidak berniat demikian, engkau hanya ingin mengabarkan apa saja yang telah engkau dapati bersama temanmu itu sebagai bahan obrolan ketika sedang bercengkerama bersama suamimu, tapi engkau lupa bahwa suamimu adalah manusia biasa yang memiliki hati dan syahwat. Sehingga hati akan mudah tergoda jadilah ia menghayalkan seakan-akan melihat temanmu itu.

 Bila engkau membaca kisah tentang Aisyah dan keutamaannya maka akan engkau dapati bahwa beliau memang benar-benar sosok yang sangat cerdas dan pandai. Memiliki ketajaman akal yang luar biasa, akan engkau temui betapa takutnya ia terhadap hal ini. Sehingga ketika para shohabiyat mengunjunginya untuk bertanya atau menimba ilmu dari beliau maka sebelum mereka pulang, Aisyah radyillahu anha selalu menyisipkan nasehat ketelinga mereka agar jangan sekali-kali menceritakan tentang dirinya kepada suami-suami mereka (suami para shohabiyat). Karena beliau sangat takut dirinya akan terjatuh dalam fitnah. Semoga bisa menjadi bahan renungan bagi kita semua.

 Ya ukhti,…..yang terkadang kita sendiri jatuh ke dalam fitnah ini, setan begitu mudah menggelitik hati kita sehingga kita tidak merasa risi ketika teman kita bercerita kepada kita bahwa suaminya berkomentar bagus tentang diri kita. Bahkan terkadang telinga kita merasa senang mendengarnya..Astagfirulla​hi begitu jauhnya perbedaan kita dengan para wanita di zaman dahulu (generasi salafiyah).

 Ya, bila memang engkau penasaran dan ingin mengetahui lebih dalam tentang hal ini maka sungguh telah datang hadits yang mulia dari sebaik-baik manusia diatas muka bumi ini, junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam telah bersabda:
 “Tidak diperbolehkan seorang wanita bergaul dengan wanita lain lalu menceritakannya kepada suaminya seakan-akan suaminya itu melihatnya” (Hadits Riwayat Bukhari, lihat Kitabun Nikah)
 Kini engkau telah tahu larangannya semua mencakup teman dekatmu seperti sahabatmu, atau teman kuliahmu atau teman-teman pergaulanmu yang lainnya. Imam Ibnul Jauzi juga pernah berkata tentang hal ini:

 “Wanita dilarang melakukan itu karena seorang laki-laki mendengar sifat seorang wanita maka keinginannya akan tergerak, hatinyapun akan bergolak, dan jiwanya juga akan senantiasa merindukan wanita yang disifatinya itu ” (30 Larangan Wanita, hal:81-82)

 Jadi kita telah tahu bahwa islam melarang hal ini karena akan menimbulkan dampak yang tidak baik pada suami kita. Misalnya akan membuat hatinya tidak tenang dan gelisah. Pikirannya akan sibuk membanding-bandingkan antara istrinya dan wanita lain. Sehingga dapat mengguncangkan dirinya akibat khayalannya dalam melakukan perbandingan tersebut.
 Karena itu, janganlah engkau menyalahkan suamimu bila kelak nanti ia mengeluh mengapa engkau tak sepandai fulanah, atau tak secantik fulanah atau tak serapi fulanah dan keluhan-keluhan lainnya. Jadi salahkanlah dirimu sendiri ya ukhti,…engkau yang mulai membakar api maka engkau pula yang akan menerima asapnya. Kecuali suami yang dirahmati Allah maka ia akan menasehati istrinya agar jangan melakukan yang demikian.

 Sungguh engkau sangat mengharapkan rumah tangga yang sakinah (tenang) mawaddah (penuh cinta kasih) warrahmah (penuh rahmat) didalamnya. Karena itu camkanlah hal ini.

 Mungkin kisah nyata yang penulis lihat sendiri bisa menjadi ibrah bersama, bahwa memang apa yang Rasulullah sabdakan semua itu adalah untuk kebaikan dan kebahagiaan kita di dunia dan akhirat. Teman penulis yang kini telah menjanda (semoga Allah memberi ganti yang lebih baik) mungkin engkau akan bertanya apa sebabnya.
 Sesal memang selalu saja tiba di belakang hari. Betapa terkejutnya ia ketika ia mendapatkan talak dari suaminya dan sang suaminya kini menikahi sahabatnya. Sahabat dekatnya yang rajin mengunjunginnya yang sangat ia percaya kini menjadi pendamping bekas suaminya.
 Tak terbayangkan betapa kecewa hatinya. Tentu engkau telah tahu sebabnya kini. Sehingga engkau akan lebih waspada dan hati-hati.
 Semoga Allah selalu menjaga kita dari hal-hal yang dimurkai-Nya dan menjadikan kita sebaik-baik wanita diatas muka bumi ini yaitu wanita shalihah yang menjadi dambaan para suami kita.

 Wahai para suami,….sungguh kami tidaklah jauh berbeda denganmu sangat membutuhkan nasehat dan bimbinganmu karena itu bila engkau menemui hal ini maka berilah kami teguran secepatnya agar kami tidak ikut menjerumuskanmu dalam syahwat yang bergelora.
 Sesungguhnya nasehat itu sangatlah bermanfaat bagi kami, karena kelalaian dan kealpaan tidaklah pernah hilang dan lepas dari kami, para istri ….dan semoga Allah memberi pahala atas apa yang engkau lakukan kepada kami.amiin.Wallahu ‘alam bisshawwab.

 sumber bacaan: 



Siapa Teman Sejati Kita




 Pada musim semi, sebatang pohon buah daunnya hijau lebat. Pada musim gugur pohon buah ini berbuah, buah terlihat kuning keemasan sangat menggiurkan. Seekor burung jalak terbang ke pohon tersebut, dengan suara keras berteriak memuji pohon tersebut.

 “Pohon yang subur, engkau terlihat indah dengan buah-buah pohon ini.” Pohon setelah mendengar pujian tersebut berkata kepada burung jalak, “Teman, tinggallah ditempat saya!.”

 Kemudian, seekor burung kenari terbang ke pohon ini, menghadap pohon ini sambil bernyanyi, “Pohon ini sangat hijau, buahnya sangat wangi, sangat bagus.” Pohon berkata kepada burung kenari ini, “Jika engkau ingin memakan buah, silahkan ambil saja!”

 Seekor burung pelatuk terbang ke pohon ini, dia mematuk-matuk disana sini di badan pohon buah, membuat pohon buah sangat kesakitan, sambil menjerit kesakitan berteriak kepada burung pelatuk, burung pelatuk berkata, “Saya melihat di dalam tubuh anda ada seekor ulat, saya ingin mematuknya keluar, jika tidak, maka anda akan sakit. “

 Si pohon dengan marah berkata, “Omong kosong, engkau mematuk saya, sengaja ingin membunuh saya, cepat pergi dari sini!”, burung pelatuk akhirnya terbang pergi.

 Tidak berapa lama kemudian, pohon menderita sakit, daunnya berubah kuning kemudian gugur. Akhirnya dahannya juga layu, tidak bisa berbuah lagi. Burung jalak terbang meninggalkannya, burung kenari juga tidak datang bernyanyi lagi. Pada saat ini burung pelatuk terbang lagi kesini, walau bagaimanapun pohon menjerit kesakitan dia tidak peduli, mematuk terus sampai seluruh ulat ditubuh pohon terpatuk habis.

 Beberapa waktu kemudian, pohon ini tumbuh kembali, daun-daun hijau mulai terlihat, kemudian berbuah lagi. Pada saat ini, pohon dengan perasaan terharu berkata, “Yang bernyanyi dan memuji anda belum tentu adalah seorang teman, tetapi yang bersedia menunjukkan kekurangan Anda, juga bisa membantu Anda, inilah teman sejati.”



source : Sebutir Mutiara Seindah Wanita sholehah on facebook

Pesan Ibu


"PESAN IBU"
 Suatu hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya, "Om, beli kue Om, masih hangat dan enak rasanya!"

 "Tidak Dik, saya mau makan nasi saja," kata si pemuda menolak.

 Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.

 Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, "Tidak Dik, saya sudah kenyang."

 Sambil terus mengikuti si pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, Om."

 Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. "Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya."

 Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.

 Si pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung menegur, "Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa setelah uang ada di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis itu?"

 "Om, saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu."

 Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh." Si anak pun segera menghitung dengan gembira.

 Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, "Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu."

 Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, "Terima kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami."

 Ini sebuah ilustrasi tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan TERHORMAT. Walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting tulang.

 Jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mental di dalam menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah kita miliki itu akan mengkristal menjadi karakter, dan karakter itulah yang akan menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang mampu kita ukir dengan gemilang.

source : Sebutir Mutiara Seindah Wanita sholehah on facebook

Minggu, 23 September 2012

Angin Kerinduan




Berjalan dan hilang
Selayang detik menelan
Menagih resah mengerang
Lama nian mentari tenggelam

Di pisah ruang ku berdiri
Angin kerinduan mengaliri
Bisik lirihmu menghujam sanubari
“Ayo cepatlah kemari”

Telah lama dipisah waktu
Sejak terakhir kita bertemu
Saat punggung tangan ini mendarat lembut di pipi mu
Berulah indah dalam kenanganku
Menuntun kembali ke kota jamu itu



Selasa, 18 September 2012

Tata Cara Shalat bagi orang sakit

Tata Cara shalat bagi orang sakit

Cara shalat bagi orang yang sedang sakit memiliki aturannya sendiri. Untuk seorang Muslim yang sakit, hukumnya shalat adalah wajib selama akal dan ingatannya masih berfungsi dengan baik, namun berbeda aturannya dengan shalat yang dilakukan ketika kita sehat.
Allah memberikan keringan bagi si sakit dalam melaksanakan shalatnya, yaitu:

A. Jika tidak dapat shalat sambil berdiri, boleh mengerjakan sambil duduk.
 Caranya:
 Cara mengerjakan rukuknya ialah dengan duduk membungkuk sedikit.
 Sujudnya seperti sujud biasa, hanya saja dilakukan sambil duduk

B. Jika tidak dapat duduk, boleh mengerjakannya dengan cara dua belah kakinya diarahkan arah kiblat, kepalanya ditinggikan dengan alas bantal dan mukanya di arahkan ke kiblat.
 Caranya:
 Cara rukuknya ialah dengan menggerakan kepala ke muka
 Sujudnya menggerakkan kepala lebih ke muka dan lebih ditundukkan.


C. Jika duduk seperti biasa dan berbaring pun tidak dapat, maka boleh berbaring dengan seluruh anggota badan dihadapkan ke kiblat. Rukuk dan sujudnya cukup menggerakakan kepala, menurut kemampuannya.

D. Jika tidak dapat mengerjakan dengan cara berbaring , maka cukup dengan isyarat, baik dengan kepala maupun dengan mata. Dan jika semuanya tidak mungkin, maka boleh dikerjakan dalam hati, selama akal dan jiawanya masih ada.

Bersucinya Orang yang Sakit
 Yang sakit wajib bersuci dengan air, wudlu dari hadas kecil dan mandi dari hadas besar. Jika tak mampu menggunakan air karena takut bertambah sakit atau terlambat sembuh, hendaklah ia bertayamum. Tayamum caranya dengan menyapukan tanah suci atau dinding tembok yang berdebu dengan kedua tangan ke bagian muka dan kedua telapak tangannya.

 Jika tak mampu bertayamum sendiri, maka bisa dibantu orang lain. Boleh bertayamum dengan dinding atau yang lainnya bila berdebu dan suci. Jika tak ada dinding yang berdebu, maka tidak dilarang menaruhkan tanah ke sapu tangan atau wadah penyaring lalu tayamum. Jika bertayamum untuk satu shalat dan masih tetap suci ketika shalat lain tiba, maka tayamum tak perlu diulangi.



http://zieziezhafira.blogspot.com